With Python We Prevail ~ What Real Programmers Do At Exam


Sedikit share kebodohanku, atau kejeniusanku, atau apalah, saat diriku mengerjakan mid di kelas. Kebetulan ada ujian mid yang openbook dan kami diperbolehkan buka laptop pula. Dan karena tidak ada kalkulator maka Python pun bisa kugunakan untuk perhitungan, berikut adalah kopas dari command prompt saat aku ujian hari ini dan kemarin:

Python 2.7.2+ (default, Oct  4 2011, 20:03:08)
[GCC 4.6.1] on linux2
Type “help”, “copyright”, “credits” or “license” for more information.
>>> (5-3.333)/2
0.8334999999999999
>>> 10-3.333-0.834
5.833
>>> 1.5 ** 2 *3.14
7.065
>>> (5.833 * 0.6) / (7.065 * 45)
0.011008256664307619
>>> (3.333 * 0.6) / (7.065 * 45)
0.006290162774239207
>>> (0.834 * 0.6) / (7.065 * 45)
0.0015739561217268223
>>> 20/3.25
6.153846153846154
>>> import math
>>> math.cos(90)
-0.4480736161291701
>>> dir(math)
[‘__doc__’, ‘__name__’, ‘__package__’, ‘acos’, ‘acosh’, ‘asin’, ‘asinh’, ‘atan’, ‘atan2’, ‘atanh’, ‘ceil’, ‘copysign’, ‘cos’, ‘cosh’, ‘degrees’, ‘e’, ‘erf’, ‘erfc’, ‘exp’, ‘expm1’, ‘fabs’, ‘factorial’, ‘floor’, ‘fmod’, ‘frexp’, ‘fsum’, ‘gamma’, ‘hypot’, ‘isinf’, ‘isnan’, ‘ldexp’, ‘lgamma’, ‘log’, ‘log10’, ‘log1p’, ‘modf’, ‘pi’, ‘pow’, ‘radians’, ‘sin’, ‘sinh’, ‘sqrt’, ‘tan’, ‘tanh’, ‘trunc’]
>>> math.degrees(90)
5156.620156177409
>>> math.degrees(1)
57.29577951308232
>>> math.radians(57.23)
0.9988519309163547
>>> math.cos(math.radians(90))
6.123031769111886e-17
>>> math.cos(math.radians(30))
0.8660254037844387
>>> math.cos(math.radians(30))*20
17.320508075688775
>>> math.cos(math.radians(45))*8
5.656854249492381
>>> math.sin(math.radians(45))*8
5.65685424949238
>>> math.sin(math.radians(-45))*8
-5.65685424949238
>>> math.cos(math.radians(-45))*8
5.656854249492381
>>> math.sin(math.radians(-90))*4
-4.0
>>> math.degrees(math.asin(1))
90.0
>>> 17.32-9.66
7.66
>>> (15.66**2 + 7.66**2) ** 0.5
17.433049073526984
>>> math.degrees(math.atan(15.66/7.66))
63.93469410321203
>>> math.degrees(math.atan(7.66/15.66))
26.065305896787965
>>> math.sin(math.radians(15))*90
23.293714059226865
>>> math.cos(math.radians(15))*90
86.93332436601615
>>> 86.93*0.6 – 23.30*0.8
33.518
>>> math.degrees(math.atan(-0.75))
-36.86989764584402
>>> 180 – 36.87
143.13
>>> 90 + 36.87
126.87
>>> -90 + 36.87
-53.13
>>> 90 – 36.87
53.13
>>> -90 – 36.87
-126.87
>>> 2* ((2-(1/4))*(3/16))
0
>>> 2* ((2-(1.0/4))*(3.0/16))
0.65625
>>> ((2-(1.0/4))*(3.0/16)) / 6
0.0546875
>>> ((2-(1.0/4))*(3.0/16)) / 144
0.0022786458333333335
>>> ((2-(1.0/4))*(3.0/16)) / 72
0.004557291666666667
>>> 2.4 / 0.65625
3.657142857142857
>>> 9/8.0
1.125
>>> 2.4/1.125
2.1333333333333333
>>> (0.125**2)*math.pi
0.04908738521234052
>>> 1.08/0.0491
21.995926680244402
>>> 0.96/0.0491
19.55193482688391

This… is… Sheer Madness!!!! xD

 

Bantul, November 14th 2012

Muhammad Radifar

Feet on The Ground ~ Toward Pragmatical Research


Jadi di pagi hari ini diriku memaksakan diri untuk mengerjakan fismol karena belakangan semangatku memang agak kendor :p. Dan karena diriku merasa belum menemukan alur penulisan diriku berpendapat bahwa materi yang kudapat masih kurang, ya iya laaaaahhh… apa yang mau dibahas kalau jurnalnya sendiri baru 6. Seperti guideline makalah yang kutemukan kemarin, sebaiknya mendapatkan minimal satu atau dua lusin sumber primer, tapi tidak perlu terlalu mendetil, cukup di-skim saja katanya. Harus kuakui kemarin aku memang tidak bisa melakukan skimming simply karena pengetahuanku tentang lipase serta pemodelan molekul di lipase yang masih cetek :(.

Anyway, saat sedang mencari-cari referensi diriku tersadar dan melakukan sedikit refleksi. Entah kenapa diriku belakangan tertarik dengan lipid sebagai drug delivery system, memang sih ada kaitannya dengan riset klienku saat ini yang terkait pengunaan fosfolipid untuk DDS. Tapi memang sedari dulu diriku tertarik dengan DDS, mengingat ada kawanku dari Farmasi yakni bang Mike yang kemarin rabu telah diwisuda setelah menempuh 2 tahun studinya di program studi BME (same as I do) yang dalam tesisnya menggunakan nanoteknologi untuk DDS, and his research certainly looks fun, practical, and applicable. So, pada kenyataannya selain diriku tertarik pada drug design diriku juga tertarik DDS. Satu hal yang menarik dari DDS adalah applicability-nya, karena di ranah drug design perjalanan menuju pasar masih sangat jauh, sedangkan pada DDS kita dapat menerapkan secara langsung teknologi ini dan bentuk sediaan obat yang merupakan hasil terapannya bisa langsung sampai ke pasar (setelah melalui serangkaian uji tentunya). Di lain sisi, keduanya dapat disokong dengan molecular modeling and molecular simulation, which are my area of expertise :)

Satu hal yang menarik adalah bahwa lipase (atau fosfolipase) dan lipid ternyata berkaitan erat, apakah takdirku nanti ialah menulis tesis tentang lipid untuk DDS? Entahlah :)). Dan setelah dipikir-pikir baik lipase maupun lipid seringkali digunakan di banyak hal, industri maupun pengobatan. Dan semua ini mengingatkanku tentang drug design pada GPCR, anda tahu, keluarga protein GPCR adalah target dari setidaknya 30% obat yang berada di pasaran. Tidak mengherankan bila Robert Lefkowitz dan Brian Kobilka menerima hadiah Nobel karena telah melakukan studi yang begitu mendalam terhadap GPCR. Loh loh loh loh?! Apa hubungannya lipid/lipase dengan GPCR? Hahahaha… simply, jika anda adalah orang yang pragmatis dan realistis anda pasti akan bermain-main dengan hal yang paling dicari oleh banyak orang. Apalagi jika anda adalah peneliti di negara Indonesia, adalah penting untuk menemukan hasil yang nyata dan dapat langsung diterapkan. Pokoknya, jangan sampai lah anda menjadi peneliti yang jauh dari permasalahan yang ada di masyarakat, dan jangan sampai anda menjadi peneliti yang meneliti demi kepuasan batin, intrik, dan tantangan semata. Kalau bu Karti ngendiko sih “Nggak boleh itu sayang!” hahahaha….

Ah sudah dulu ah, pingin lanjut ngerjakan tugas fismol dulu…

Bantul, October 25th 2012

Muhammad Radifar

Aku dan Target IPK ~ Buh, Not That I’m Interested…


Mencoba merenung sebentar tentang masa-masa kuliah di pagi hari, dan aku tersadar… setelah dipikir-pikir aku memang tidak pernah menginginkan IPK yang tinggi. Aku datang ke kampus just to having funs, meet my friends, and to find out who I am, seriously.

Dulu aku pernah menetapkan target IP, tapi target hanyalah target, kalau tidak diresapi ke dalam hati pun juga sia-sia. I never really care about my GPA, seriously…

Bagiku, ke kampus hanya untuk kuliah dan praktikum itu wasting time, dan akan lebih wasting time lagi kalau diriku tidak bisa menemukan siapa diriku dan apa yang paling kucari dalam hidupku.

Sekian dan terima kasih.

May 28th, 2012
Muhammad Radifar

PS. sebenernya walaupun diriku sangat berminat mengejar IPK tinggi juga belum tentu IPK-ku tinggi koq xD